Insinyur Tukangbangunan - Kendari, Indonesia

Insinyur Tukangbangunan
  • Terverifikasi
    Cantuman
  • +8Tahun
    Bersama Kami
Nama Perusahaan
Insinyur Tukangbangunan
Alamat
Jalan Mekar Damai No. 250 Kota Kendari, Sulawesi, Indonesia
Fax
04013111236
Jam buka
  • Senin: 08.00-15.00
  • Selasa: 08.00-15.00
  • Rabu: 08.00-15.00
  • Kamis: 08.00-15.00
  • Jumat: 08.00-11.00
  • Sabtu: 08.00-15.00
  • Minggu: libur
Pimpinan Perusahaan Fiqrah Risar Muhammad
Tahun Pendirian 2016
Pegawai 1-5
Kode Pendaftaran KP.pdip 3.16-96
Pendaftaran PPN 74.890.739.1-811.000
Alamat email
Job Search
Mengenai
Pengantar program
Banyak pakar berpendapat otak manusia terbagi dua, ada istilah otak kiri dan otak kanan, yang masing-masing fungsinya berbeda, otak kiri lebih berdimensi mathematic dan otak kanan lebih berbau seni dan khayalan, lain halnya pendapat ilmuan sebelumnya, mereka membagi otak manusia dalam dua kategori, ada yang disebut otak besar dan otak kecil, otak besar lebih berfungsi sebagai pemikir dan otak kecil berfungsi sebagai memori, tidak sedikit pakar dan cendekiawan yang sukses menulis buku dari pembagian ini.
Ketika kami membedah pendapat ini, muncul pertanyaan baru, mungkinkah akibat perdebatan antara otak kanan dan otak kiri, sehingga orang menjadi stress bahkan menjadi gila dimana diantara kedua otak ini saling mempertahankan kehendaknya, otak kiri kepingin hitung-hitung  
show_more pembagian fee proyeknya sedangkan otak kanan berencana mendengarkan pengajian majlis taklimnya, wallahu alam, hanya Tuhan Maha Mengetahui.
Lain lagi cerita comedian masa kini, di mana mereka membagi otak manusia menjadi lima bagian, ada otak depan, otak belakang, otak kiri, otak kanan dan otak tengah (inti), menurut mereka diantara otak yang paling mulia output hasil produknya yakni otak inti, bagi manusia yang senatiasa menggunakan otak ini, kecenderungan dunia akhiratnya seimbang, namun kelemahannya nafsu seksnya yang tinggi yang pada akhirnya melahirkan jumlah anak yang banyak. Lain cerita lagi bila manusia yang senantiasa menggunakan otak depannya, umumnya orangnya angkuh, sombong, tidak peduli lingkungan sekitarnya, tamak, senang dipuji, selalu cerita kelebihan, kekurangannya selalu disembunyikan. Keuntungan bagi type manusia yang dominan menggunakan otak depan ini, umumnya kaya secara ekonomi, kebalikan dari ini adalah manusia yang dominan menggunakan otak belakangnya, secara umum mereka - mereka ini adalah kaum-kaum terpinggirkan, tidak berdaya, tidak mampu perjuangkan hak-hak hidupnya, suaranya pelan-pelan, jalannya lambat-lambat, dan secara ekonomi umumnya tidak berdaya. Nah bagaimana orang yang dominan menggunakan otak kiri dan kanannya, para comedian berpendapat type orang yang dominan menggunakan otak kirinya, yakni orang-orang yang senantiasa mengambil sesuatu yang bukan haknya, misalnya para pejabat yang koruptor, para pejabat yang senantiasa menerima fee-fee proyek, para pejabat yang senantiasa menerima sogokan dari penandatangan IUP-IUP pertambangan, IUP-IUP pertanian dan IUP-IUP kehutanan, para penegak hukum karena jabatan dan kedudukannya dijadikan nilai tawar “keadilan” bagi pejabat-pejabat yang terindikasi korupsi, para pejabat yang senantiasa dengan jabatan dan uangnya menggunakan nilai tawar untuk memperdaya hehormatan perempuan, baik wanita-wanita yang masih status single maupun wanita-wanita yang berstatus bersuami, demikian pula type manusia yang dominan menggunakan otak kanannya, setali tiga uang, umumnya adalah mereka-mereka yang memiliki kelebihan uang baik pejabat maupun pengusaha yang senantiasa menghambur-hamburkan uangnya melalui club-club malam, kaoroke, café-café malam, salon-salon spa yang berkedok salon keluarga.
Nah dari ulasan para pakar, para cendekiawan dan para comedian diatas, kami mencoba melanjutkan “pembedahan” tentang pembagian otak manusia ini, asumsi yang kami kemukakan yakni, “fungsi otak”. Ketika manusia terlelap dari tidurnya, energy otak baru dapat difungsikan oleh pemiliknya, namun dalam alam bawah sadarpun, manusia tidak jarang energy otaknya masih berproses yang biasa disebut mimpi atau khayalan. Dewasa ini secara umum, energy otak bekerja sesuai pola pengetahuan pemiliknya, di mana dasar-dasar berpijaknya dilatarbelakangi tentang apa yang telah dibaca, apa yang telah dilihat, apa yang telah didengar, apa yang telah dirasakan dan apa saja pengalaman-pengalaman yang telah diketahui melalui berbagai sumber, misalnya pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, informasi dari saluran-saluran televise, informasi dari siaran-siaran radio, informasi yang diperoleh melalui bacaan, misalnya majalah, Koran, buletin dll sumber-sumber informasi, baik itu berupa cerita teman, forum dialog, forum diskusi yang pada akhirnya energy otak manusia “lelah” dengan masalah-masalah yang telah diketahui orang lain sebelumnya. Akibat dari kelelahan ini, buah hasil energy otak manusia melahirkan karya-karya ilmiah yang memiliki bobot rendah dan tidak terpakai dan bermanfaat dimasyarakat, aturan-aturan pemerintah yang membatasi percepatan kreaktivitas peradaban manusia, lulusan-lulusan pendidikan tinggi yang memiliki bobot berfikir kualitas rendah, cerita-cerita dahulu kala, sedikit tambahan bumbu dari panjangnya sejarah perjalanan cerita, dan segudang permasalahan kelambatan kemajuan pembangunan Negara.
Insinyur Tukangbangunan ini, lahir melalui berbagai perdebatan tentang fungsi otak manusia, dimana permasalahan-permasalahan social dimasyarakat yang riel misalnya, kebodohan, kemiskinan, pengangguran, ketidakberdayaan, keadilan, penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi, nepotisme, menjadi kekuatan kami untuk membedahnya dan mencari akar masalahnya. Dari kenyataan ini dibutuhkan suatu terobosan baru untuk merevolusi arah pandang baru tentang pemanfaatan fungsi otak manusia agar “kelelahan otak” tidak disebabkan akibat tebalnya produk-produk aturan hukum dengan jumlah ribuan pasal-pasalnya, banyaknya jumlah literature-literatur yang dibaca sebagai suatu aturan untuk menyandang gelar kesarjanaan, tebalnya dokumen-dokumen lelang proyek sebagai dasar untuk memenangkan suatu kompetisi, seakan-akan bobot suatu karya ilmiah ditentukan dari tebalnya hasil karya yang ditulis, serta segudang penyebab “aturan Negara” yang melatarbelakangi “kelelahan otak” ini.
Melalui pengantar ini, kami sekedar memberikan ilustrasi untuk menghasilkan suatu individu manusia yang berkualitas syarat pertama harus menyadari, bahwa dia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai mahluk cipataan yang paling mulia dimuka bumi ini, manusia memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar kepada yang menciptakannya, untuk memanfaatkan fungsi otaknya dalam mengelola isi alam ini sesuai tuntunan dan aturan penciptanya. Sarana tuntunan ini masing-masing umat telah dimiliki. Islam misalnya melalui tuntunan Alquran yang memiliki 30 juz dan 6.236 ayat, membutuhkan waktu dan energy yang besar untuk mempelajari dan mengkajinya secara mendalam ayat demi ayat, tentang isi yang terkandung didalamnya, sehingga aturan Negara seyogianya senantiasa berpedoman pada rel-rel agama, agar inplikasi penerapannya dimasyarakat tidak menimbulkan kesemerawutan bernegara, demikian pula umat-umat beragama yang lain.
Kesemerawutan pengelolaan alam dengan segala isinya ini, kami meyakini karena disebabkan para pengelolanya belum memahami sepenuhnya makna yang terkandung dalam intisari tuntunan Maha Pencipta, revolusi “energy otak” dan “kelelahan otak” yang telah kami kemukakan diawal pengantar ini dimaksudkan agar dapat menghasilkan terobosan baru dan jalan pintas dalam mengejar ketertinggalan diberbagai bidang sendi kehidupan masyarakat bangsa ini.
Jutaan ide brilian anak bangsa diberbagai bidang, namun aturan Negara yang pro monopoli, aturan Negara yang pro liberalisasi, aturan Negara yang pro demokratisasi, menghambat penerapan ide-ide brilian ini, bahkan tidak jarang anak bangsa yang dianugrahi otak brilian ini, dimasukan dalam jeruji besi, dengan tuduhan melanggar aturan Negara. Kami menyadari lembaga ini belum ada terobosan kongkrit yang mampu ditunjukkan dimasyarakat, namun rasa syukur, tekad ini telah kami mulai hari ini, mungkin esok hari akan lahir emrio baru dengan pemikiran yang lebih sempurna untuk melanjutkan perjuangan social ini, melalui profile ini dengan kerendahan hati kami mengajak untuk bersama-sama bahu membahu memperjuangkan visi dan misi lembaga ini.
Latar belakang program
Negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam berlimpah seharusnya hadir kemakmuran bagi seluruh warganya, kenyataan yang ada, 70 tahun Indonesia merdeka hanya melahirkan segelintir warga Negara yang mampu bersaing dikanca global persaingan antar dunia usaha. Pertanyaannya sampai kapan kenyataan ini berakhir, 100 tahun, 200 tahun atau mungkin masih 1.000 tahun lagi, jutaan liter darah rakyat Indonesia mengalir, jutaan liter keringat rakyat Indonesia bercucuran, jutaan liter air mata rakyat Indonesia menetes, dalam merperjuangkan hak-hak “keberdayaan dan kemakmuran” ini, siapa yang harus bertanggung jawab dan siapa yang harus dipersalahkan, apakah warga Negara atau Negara, haruskah Negara sudah saatnya hadir untuk membela kepentingan ini, apakah Negara masih kekurangan konsep untuk memakmurkan warga masyarakatnya atau apakah Negara masih kekurangan dana untuk memakmurkan warga masyarakatnya, ribuan triliun dana yang dikucurkan tiap tahun dalam bentuk anggaran Negara, namun belum terasa bagi mayoritas warga Negara yang bermodalkan “nafas dan tenaga”, jutaan triliun dana warga masyarakat yang tidak berdaya yang tersimpan dalam bentuk tabungan di lembaga perbankan umum, namun para konglomerat yang memanfaatkan dalam bentuk kredit investasi dengan suku bunga yang sangat rendah, namun mayoritas warga Negara yang hanya bermodalkan “nafas dan tenaga” diarahkan untuk bermohon kredit pada lembaga-lembaga keuangan non bank, koperasi, dll lembaga keuangan swasta yang menerapkan system bunga yang cukup tinggi, jutaan warga Negara yang lalu lalang dijalan raya, seakan tidak pernah berhenti beraktivitas dalam 1 x 24 jam, semata untuk memenuhi kewajiban cicilan hutang alat-alat rumah tangga, alat-alat electronic, kendaraan bermotor, mobil, dll yang semua bermuara kepada kepentingan keuntungan para konglomerat pemilik modal besar yang nota bene para pemilik saham perusahaan-perusahaan keuangan non bank sebagai penyedia lembaga keuangan ini yang nota bene mereka juga memanfaatkan dana lembaga keuangan pemerintah pada usaha-usaha mereka yang lain, namun dengan skim bunga yang sangat rendah, sekarang sudah saatnya kita berbenah di usia 70 tahun Indonesia merdeka bukan waktu yang singkat masyarakat menanti keberpihakan Negara kepada kaum lemah, haruskan kita menunggu “bom waktu” yang setiap saat dapat meledak bila “fungsi otak” tidak berjalan lantas “bahasa perut” yang berbicara. Wallahu alam.
Sejuta harapan, sejuta impian dewi fortuna akan hadir dalam pemerintahan baru presiden Jokowi, kami mayoritas warga masyarakat yang hanya bermodalkan keyakinan hidup sepakat untuk bergabung membentuk wadah pemersatu “semangat, nafas dan tenaga” dalam “Laboratorium Wira Usaha Bangsa” melalui program “sejuta wira usaha bangsa” dengan donasi setiap anggota Rp. 100.000,- mudah-mudahan program ini dapat menambah semangat hidup setiap anggotanya untuk berwira usaha, sambil menanti kehadiran Negara dalam keberpihakan keadilan yang sama bagi seluruh warga Negara.
Visi
Menjadi pemersatu energy berwirausaha para anggota dari kaum lemah, dalam satu wadah perjuangan profesi dan professional “laboratorium Wira Usaha Bangsa” melalui “program sejuta wira usaha bangsa” bertaraf nasional dan internasional dalam memperjuangkan hak-hak kewirausahaan para anggotanya.
Misi
Perjuangan persamaan hak, keadilan, gotong royong, kasih sayang, kemiskinan, kebodohan, pemerataan, diberbagai sendi-sendi kehidupan social rakyat yang belum berdaya
Semboyan
Mati satu tumbuh seribu, mati seribu yang satu tidak berarti, Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, bersatu kita kuat, bercerai kita lemah, bersatu kita diingat, bercerai kita dilupakan, bersatu kita diperhitungkan, bercerai kita diabaikan, bersatu kita yang mengatur, bercerai kita yang diatur, bersatu kita berwira usaha, bercerai kita berwira swasta, bersatu kita kaya, bercerai kita miskin.
Dasar Pemikiran program: Dengan tidak henti-hentinya pemerintah berupaya mensejahterakan warganya melalui berbagai macam strategi dan program, gonta ganti presiden, cabinet, gubernur, bupati dan walikota berganti pula strategi dan programnya, namun hingga 70 tahun Indonesia merdeka didepan mata masih ada masyarakat yang kelaparan, penggangguran dll sebutan warga yang tidak berdaya, pertanyaan muncul APBN dan APBD di arahkan kemana?, apakah untuk mengatasi rakyat yang kelaparan dan pengangguran atau membagun kontruksi mercusuar, monumental?, kecenderungan jawaban akan pro kontra sesuai strata social yang menjawabnya, tapi yang pasti bila “kata hati” yang menjawab “kelaparan dan penggangguran” yang lebih diutamakan.
Setitik harapan Lembaga Insinyur Tukangbangunan ingin berbagi dalam kepedulian ini, namun masih belum memiliki nilai tawar karena masing-masing bergerak secara individu, sambil menanti kelahiran pemimpin-pemimpin yang memiliki kepedulian social yang amanah, dewan pendiri program ini berkeyakinan walau sejengkal sumber daya, sejengkal harapan, sejengkal impian, sejengkal keyakinan, melalui donasi rakyat Indonesia “Laboratorium Wira Usaha Bangsa”dapat diwujudkan sebagai wadah pemersatu dalam memperjuangkan hak-hak “wira usaha” dalam upaya membedah sejengkal permasalahan dan mempertahankan sejengkal nafas dari karunia sang pencipta..
Peta lokasi
Produk dan Layanan (1)
  • Start-Up Insinyur Tukangbangunan
    Start-Up Insinyur Tukangbangunan
    Jasa Sosial bidang tenaga kerja bangunan
    PRICE: sosial

Ulasan

0 Ulasan
0.0
 
Tulis ulasan
Perusahaan ini tidak memiliki ulasan Jadilah yang pertama untuk berbagi pengalaman Anda!

Pertanyaan dan Jawaban

Punya pertanyaan? Dapatkan jawaban dari Insinyur Tukangbangunan atau IndonesiaYP pengguna. Pengunjung belum mengajukan pertanyaan

Bisnis diverifikasi

Profil Perusahaan dikonfirmasi oleh pemilik perusahaan / perwakilan.
Terakhir diperbarui pada
Terdaftar bersama kami pada
Bagikan Perusahaan ini
Kirim ke WhatsApp Salin Tautan Bagikan di Facebook Bagikan di Linkedin